Deskripsi
Jika buku yang pertama merentang aktivitas dan peran beberapa ulama perempuan mulai abad 19 dalam ruang publik, seperti dalam melawan penjajahan, dalam memperjuangkan perempuan di arena pendidikan, dalam dunia politik, dan lain-lain. Dalam buku tersebut tercatat nama-sama Tengku Fakinah (1856), teman seperjuangan Cut Nyak Dhien; Rahmah el-Yunusiyah (1900), selain salah satu tokoh pejuang kemerdekaan, yang menjadi kiprah pentingnya adalah sebagai pengelola madrasahDiniyah Putri School yang menarik perhatian Rektor al-Azhar yaitu Syaikhah Rohmah Yunusiyyah; Nyai Siti Walidah (1872), isteri pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, yang sukses membina organisasi kewanitaan Aisyiah; Nyai Hj. Solihah Wahid Hasyim (1922), yang aktif di dunia perpolitikan, dan beberapa tokoh lain. Sedangkan yang kedua menarasikan peran ulama perempuan, utamanya yang terlahir di abad 20-21 dalam lingkup peran yang agak berbeda karena problema realitas yang dihadapi berbeda, beberapa contoh tertulis nama Ummi Anisah, aktivis perempuan yag berperan dalam recovery Aceh pasca tsunami dan pemimpin pondok pesantren di Meulaboh Aceh; Enung Nursaidah Ilyas, pendiri women crisis, Puspita, yang mendampingi perempuan-perempuan korban kekerasan; Inayah Rahmaniyah,seorang akademisi feminis, sekaligus peneliti dan dosen; termasuk di dalamnya mengeksplorasi peran Badriyah Fayumi, seorang nyai yang politikus, pengasuh pesantren, dan aktivis perempuan.